Friday, May 8, 2015

Sejarah Klenteng Tertua “Ban Hin Kiong” di Manado

Posted by 

Klenteng-Ban-Hing-Kiong
Klenteng-Ban-Hing-Kiong
Manado, CYBERSULUTdaily.COM – Salah satu objek wisata di kota Manado yang memiliki daya magnetis, penuh nilai sejarah dan religi adalah klenteng Ban Hin Kiong, dibangun tahun 1819; merupakan klenteng tertua di kota Manado; terletak di kampung Cina.
Semula bangunan klenteng yang kini berusia 194 tahun sangat sederhana; terbuat dari kayu, berdinding papan dan dinding lainnya terbuat dari bambu. bangunannya pada tahun 1839 dilengkapi dengan rumah abu (Kong Tek Su).
Kata Klenteng bukan berasal dari bahasa Tionghoa, tetapi merupakan bunyi suatu instrumen sembahyang, yang berbentuk seperti lonceng genta, yang mengeluarkan bunyi “teng.” Dari bunyi “teng” inilah kata Klenteng (Temple) berasal.
Sedangkan Ban Hin Kiong berasal dari bahasa Tionghoa. Ban artinya banyak, Hin artinya berkat yang melimpah atau kelimpahan berkat, dan Kiong artinya istana. Jadi, Ban Hin Kiong artinya istana/rumah atau tempat ibadah yang kelimpahan banyak berkat.
Klenteng Ban Hin Kiong pada 14 Maret 1970 pernah dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kemudian atas inisiatif Nyong Loho (Soei Swie Goan) sebagai ketua Klenteng dan sekaligus sebagai ketua penitia pembangunan membangunnya kembali.
Bangunan Klenteng Ban Hin Kiong telah beberapa kali mengalami renovasi, baik penambahan lantai yang semula hanya satu menjadi tiga maupun penambahan luas ruangan dan halaman.
Hampir berhadapan dengan Klenteng Ban Hin Kiong terdapat 2 (dua) Klenteng lainnya, yaitu Klenteng Kwan Kong dan Klenteng Altar Agung. Klenteng Kwan Kong berjarak sekitar 20 meter, sedangkan Klenteng Altar Agung berjarak sekitar 30 meter dan bangunannya lebih kecil dari Klenteng Ban Hin Kiong.
Setiap tahun pada bulan Februari, areal di sekitar 3 (tiga) Klenteng ini dipadati dan disesaki puluhan ribu manusia. Orang-orang tampak menyemut menyaksikan arak-arakan peserta pawai Cap Go Meh yang menampilkan berbagai atraksi memukau, yang ditampilkan setiap tahun dalam rangka hari raya Imlek.
Dapat dikunjungi setiap saat, namun waktu terbaik untuk mengunjungi klenteng yang terletak di jalan Donald Isaac Panjaitan ini adalah pada saat menjelang hari raya Imlek.
Pada saat pelaksanaan pawai Cap Go Meh, di kampung Cina terutama lokasi di sekitar 3 (tiga) Klenteng yang berdekatan berubah menjadi lautan manusia. Puluhan ribu orang datang untuk menyaksikan dari dekat prosesi Goan Siau atau Cap Go Meh, yang diikuti oleh seluruh Klenteng di kota Manado. Masing-masing Klenteng mengutus peserta festival untuk berparade di sepanjang kawasan kampung Cina. “Saya tertarik melihat atraksi Tang Sin,” kata seorang pengunjung.
Pada saat pelaksanaan festival Cap Go Meh, budaya-budaya di Minahasa juga ikut berpartisipasi. Di depan parade misalnya ditempatkan tari dan musik tradisional Minahasa seperti tari kabasaran, musik bambu, dan musik bia (kerang) ikut berbaur bersama parade etnis Cina yang tampil dengan ornamen dan pakaian khas. (***mkc)

Kota Tondano

Kota Tondano merupakan ibukota Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Kota Tondano meliputi empat dari 19 kecamatan yang ada di Kab...